Pikiran manusia sering kali menghasilkan pengalaman yang tak biasa. Dari melihat hantu, merasa dikejar makhluk tak kasat mata, sampai percaya pada ramalan bintang. Fenomena ini bukan hanya khayalan semata, tetapi menjadi objek kajian ilmiah dalam anomalistic psychology. Anomalistic psychology merupakan bidang studi yang mencoba menjelaskan pengalaman luar biasa secara rasional. Pendeknya, bidang ini membedah keanehan psikologis dengan alat ilmiah. Biasanya, pengalaman paranormal atau mistis yang sulit dijelaskan menjadi fokus utama. Pengertian Anomalistic Psychology Anomalistic psychology adalah cabang psikologi yang meneliti pengalaman luar biasa dengan pendekatan skeptis. Artinya, setiap fenomena yang tampak aneh atau supernatural dicoba dijelaskan melalui mekanisme psikologis biasa. Menurut Houran dan Lange, anomalistic psychology lahir untuk menggantikan penjelasan mistis yang tidak ilmiah. Mereka mengembangkan model kognitif yang menjelaskan persepsi halusinasi, memori palsu, atau bias persepsi sebagai akar dari pengalaman mistik (melansir Houran & Lange). Adakalanya, orang merasa “dihantui” hanya karena gelombang suara rendah yang tidak terdengar telinga. Atau, mengalami “dejavu” karena sistem memori jangka pendek yang terganggu. Alhasil, anomalistic psychology membongkar ilusi-ilusi tersebut secara ilmiah. Fungsi Ilmiah dalam Kajian Ini Anomalistic psychology tidak bermaksud menolak kepercayaan spiritual seseorang. Fungsi utamanya adalah menjelaskan secara objektif dan mengurangi kesimpulan yang terlalu dini. Misalnya, ketika seseorang merasa melihat penampakan, psikolog dari bidang ini akan menganalisis kondisi lingkungan, stres, dan pola tidur. Faktanya, banyak kejadian "mistis" yang justru muncul karena kelelahan otak atau gangguan tidur. Karenanya, bidang ini membantu memisahkan realitas dari interpretasi yang keliru. Biasanya, peneliti anomalistic psychology memakai pendekatan eksperimental untuk menguji efek sugesti, hipnosis, dan ilusi memori. Ini dilakukan agar hasilnya dapat diuji ulang dan bersifat objektif. Manfaat Studi Anomalistic Psychology Manfaat dari anomalistic psychology tak hanya sekadar menjelaskan fenomena ganjil. Pendeknya, bidang ini membantu masyarakat lebih kritis terhadap apa yang mereka alami. Bahkan, bisa menyulut diskusi baru dalam dunia pendidikan, kesehatan mental, dan kepercayaan sosial. Dahulunya, pengalaman aneh dianggap tabu atau dikaitkan dengan supranatural. Kini, anomalistic psychology mampu membentuk pemahaman baru bahwa pikiran manusia bisa memanipulasi persepsi dengan cara unik. Misalnya, orang yang merasa tubuhnya “keluar dari raga” ternyata bisa dijelaskan melalui gangguan tidur atau aktivitas otak tertentu. Nyatanya, ini membuka peluang besar untuk terapi dan pencegahan gangguan mental. Teori Menurut Ahli Beberapa ahli menyatakan bahwa anomalistic psychology berkembang dari psikoanalisis dan neuropsikologi. Tokoh seperti Richard Wiseman dan Chris French banyak membangun penelitian di bidang ini. Mereka menyatakan bahwa pengalaman paranormal dapat dicetuskan oleh kondisi otak yang tidak stabil (mengutip French & Wiseman). Teori ini menjelaskan bahwa ilusi bisa terjadi karena otak mencoba menciptakan makna dari hal yang tidak dikenalnya. Misalnya, bayangan samar di sudut ruangan bisa diasumsikan sebagai makhluk. Ternyata, itu hanya respons persepsi visual saat cahaya minim. Kedua ahli tersebut juga melaksanakan eksperimen untuk menguji efek harapan dan sugesti dalam membentuk pengalaman paranormal. Jadi, bukan sekadar kepercayaan, tetapi hasil rekayasa psikologis yang cukup kompleks. Fenomena yang Diteliti Beberapa contoh pengalaman yang diteliti dalam anomalistic psychology meliputi penampakan hantu, kesurupan, deja vu, telepati, hingga pengalaman keluar tubuh. Biasanya, hal-hal ini dianggap spiritual. Namun, pendekatan ilmiah justru memproduksi penjelasan alternatif yang lebih realistis. Contohnya, deja vu sering kali terjadi saat ada kesalahan pengolahan memori jangka pendek dan panjang. Kemudian, pengalaman spiritual dalam kondisi koma ternyata bisa dipicu oleh kekurangan oksigen dalam otak. Maka, fenomena ini bukanlah hasil kekuatan gaib. Namun merupakan cara otak merespons kondisi yang tidak biasa, seperti kelelahan, stres berat, atau gangguan sistem sensorik. Relevansi dalam Kehidupan Modern Anomalistic psychology kini mulai banyak digunakan untuk memahami penyebab gangguan mental. Misalnya, pada pasien skizofrenia atau gangguan delusi. Bahkan, beberapa universitas telah menyelenggarakan kursus khusus di bidang ini. Dikarenakan banyak orang masih menghubungkan gangguan psikologis dengan hal mistis, anomalistic psychology menjadi solusi penting. Ia mampu merancang pendekatan terapi yang ilmiah dan rasional. Selanjutnya, penerapan bidang ini juga muncul dalam investigasi supranatural modern. Beberapa lembaga mengundang ahli anomalistic psychology saat menyelidiki rumah “berhantu” atau kasus kerasukan massal. Mengapa Perlu Dikaji Lebih Lanjut Sebetulnya, fenomena yang diteliti dalam anomalistic psychology tidak akan pernah habis. Sebab, pikiran manusia terus berkembang dan bisa menciptakan banyak persepsi baru. Maka, pendekatan ilmiah dalam bidang ini harus terus dirancang dan dikembangkan. Terlebih, ia membuka jendela baru dalam memahami interaksi antara realitas dan persepsi. Ringkasnya, anomalistic psychology telah menciptakan jalan tengah antara dunia spiritual dan ilmu pengetahuan. Dengan begitu, ia mampu menjembatani perdebatan panjang antara skeptisisme dan kepercayaan. Daftar Pustaka Houran, James, & Lange, Rense. Diakses 10 Agustus 2025. Modeling the "Haunted House" Experience: Applying Laboratory and Field Research to Advance the Ghost Narrative. https://scholar.google.com French, Chris & Wiseman, Richard. Diakses 10 Agustus 2025. Anomalistic Psychology: Exploring Paranormal Belief and Experience. https://scholar.google.com Irwin, Harvey J. Diakses 10 Agustus 2025. The Psychology of Paranormal Belief: A Researcher’s Handbook. https://scholar.google.com