Cognitive Neuroscience, Teori, Penjelasan Ahli dan Contohnya

Teori dan Ilmu pengetahuan

Cognitive neuroscience adalah ilmu yang membahas cara kerja otak saat seseorang berpikir, mengingat, atau membuat keputusan. Cabang ilmu ini menggabungkan neurobiologi dengan psikologi kognitif agar dapat menjelaskan aktivitas mental secara ilmiah.

Biasanya, pendekatan yang digunakan melibatkan teknologi canggih seperti fMRI, PET scan, dan EEG. Alhasil, cognitive neuroscience tidak hanya meneliti struktur otak, tetapi juga menciptakan pemahaman baru tentang bagaimana pikiran terbentuk dan dijalankan.

Pengertian Cognitive neuroscience Menurut Ahli

Cognitive neuroscience merupakan studi tentang hubungan antara proses mental dan struktur biologis otak. Fokus utamanya adalah bagaimana sel otak bekerja saat seseorang menjalankan aktivitas kognitif seperti perhatian dan bahasa, menurut Gazzaniga et al.

Ilmu ini mendatangkan pendekatan gabungan dari neurosains, psikologi, hingga ilmu komputer. Fakta ini memperkaya metode penelitian agar hasilnya lebih akurat dan dapat digunakan langsung di bidang pendidikan dan medis.

Fungsi Utama Cognitive neuroscience

Fungsi cognitive neuroscience tidak hanya menjelaskan cara kerja otak, tetapi juga membuahkan metode baru dalam penanganan gangguan kognitif. Diantaranya yaitu diagnosis Alzheimer atau ADHD yang lebih akurat.

Cognitive neuroscience juga menyulut lahirnya terapi personalisasi berbasis neuroimaging. Maka, pasien bisa mendapat penanganan sesuai pola aktivitas otak yang mereka miliki.

Manfaat Cognitive neuroscience dalam Kehidupan

Manfaat cognitive neuroscience terasa langsung dalam pengembangan teknologi edukasi dan kesehatan. Misalnya, hasil riset tentang memori jangka pendek bisa digunakan untuk menyusun kurikulum pembelajaran yang lebih efektif.

Selain itu, cognitive neuroscience juga digunakan dalam pengembangan alat bantu otak. Bahkan, teknologi Brain-Computer Interface (BCI) yang kini berkembang pesat adalah hasil kolaborasi dari ilmu ini.

Teori Menurut Ahli

Teori dalam cognitive neuroscience memetakan bahwa otak tidak bekerja secara terpisah. Bahkan, satu aktivitas kognitif seperti berpikir atau memahami bahasa melibatkan banyak wilayah otak secara bersamaan.

Melansir Sciencedirect, wilayah prefrontal cortex sangat penting dalam fungsi eksekutif dan pengambilan keputusan. Hasilnya, para ahli dapat menggolongkan area otak sesuai peran kognitif masing-masing.

Contoh Penerapan Cognitive neuroscience

Contoh penerapan cognitive neuroscience bisa dilihat dalam penelitian mengenai kreativitas. Penelitian Chrysikou menunjukkan bahwa stimulasi pada prefrontal cortex kiri dapat memicu lahirnya ide-ide baru.

Contoh lainnya adalah penggunaan TMS (Transcranial Magnetic Stimulation) untuk meningkatkan fokus dan daya ingat. Teknik ini kini sedang dikembangkan agar dapat diterapkan secara klinis dan edukatif secara lebih luas.


Daftar Pustaka:

  1. Gazzaniga, M. S., Ivry, R., & Mangun, G. R. (2002). Cognitive neuroscience overview. Diakses 10 Agustus 2025. https://en.wikipedia.org/wiki/Cognitive_neuroscience
  2. Sandrini, M., & Rusconi, E. (2011). The use of transcranial magnetic stimulation in cognitive neuroscience. Diakses 10 Agustus 2025. https://www.sciencedirect.com/topics/psychology/cognitive-neuroscience
  3. Chrysikou, E. (2013). Study on stimulation and creativity. Diakses 10 Agustus 2025. https://www.wired.com/story/creative-thinking

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *